Aktivis Pergerakan Lintas Generasi di Garut Kemping Bersama di Kaki Gunung Cikuray

oleh -111 Dilihat
Hasanuddin bersama rekan rekan aktivis lainnya. (PG/Tia)
banner 728x90

Pewarta: Tia

POROSGARUT.ID – Aktivis pergerakan lintas generasi, berkumpul selama dua hari pada Sabtu-Minggu, 18-19 Juni 2022 di Kaki Gunung Cikuray, tempat wisata Sundaj Campfire di area perkebunan teh Dayeuh Manggung, Cilawu, Garut.

Sejumlah nama aktivis pergerakan mulai tahun 1970 hingga 2000-an hadir, diantaranya Hariman Siregar, Muhammad Jumhur Hidayat, Sahganda Nainggolan, Soenjati, In’am Mustopa, Iwan Sumule, Andrianto, Mimih Haeruman, Paskah Irianto, Agustiana, Santoso, Marlin Dinamikanto, Behom, Anto, Nissa Wargadipura, Mahmud Yunus, Zam zam Zomantara, Galih F Qurbany, Ateng Sujana, Deni Ramdhani dan beberapa aktivis Jawa Barat lainnya.

Hasanuddin, koordinator Siaga 98 yang jadi penanggungjawab Kemping Aktivis Lintas Generasi menyampaikan, kegiatan ini sengaja digelar untuk sekedar refleksi pergerakan aktivis sejak tahun 70-an, era reformasi hingga saat ini.

“Hanya sekedar refleksi pergerakan, silaturahmi antar aktivis, jarang-jarang kita bisa kumpul dalam suasana yang lebih cair, kemping bersama,” Jelas Hasanuddin, Senin (20/06/2022).

Hasanuddin menyampaikan, para aktivis yang hadir, saat ini sudah memiliki ruang aktivitas masing-masing, mulai masuk dalam lingkaran pemerintahan, partai politik hingga penggerak berbagai organisasi. Kemah ini, menjalin kembali silaturahmi antar aktivis hingga diharapkan bisa menjaga cita-cita reformasi yang dulu diperjuangkan bersama-sama dan keberagaman bangsa ini yang terancam retak karena politik identitas.

Hasan menuturkan, Garut sengaja dijadikan tempat untuk pelaksanaan kegiatan ini karena inisiasi acara ini juga dari para aktivis-aktivis pergerakan di Garut, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jakarta yang intensif berkomunikasi selama masa pergolakan di era orde baru.

Lewat kemah aktivis lintas generasi ini cita-cita reformasi bisa terus dikawal oleh para aktivis baik yang berada di lingkaran pemerintah, partai politik dan penggerak-penggerak organisasi masyarakat.

“Salahsatu isu yang kritik adalah jabatan presiden tiga periode, sudah selesai, tidak ada lagi pembahasan soal itu, oligarki disekeliling kekuasaan, kedaulatan bernnegara, agenda-agenda lain reformasi masih harus terus diperjuangkan,” tutupnya.

Editor: Angga

Banner 350x450

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *